Docker: Pengertian, Fungsi, dan Cara Belajar

Docker: Pengertian, Fungsi, dan Cara Belajar
','

' ); } ?>

Mau proses pengembangan perangkat lunak menjadi lebih cepat? Artinya, Anda perlu menggunakan Docker!

Dengan Docker, aplikasi bisa menjadi lebih scalable. Proses pengembangannya pun menjadi lebih singkat dan praktis. Begitu pula dengan testing atau proses pengujiannya.

Namun, apa sebenarnya yang disebut dengan Docker? Mengapa hal tersebut sangat penting? 

Yuk kita simak pembahasan lengkapnya melalui poin-poin di bawah ini!

Apa Itu Docker?

Docker adalah sebuah platform berbasis teknologi container. Dengan container, Anda dapat menyatukan berbagai file yang dibutuhkan oleh perangkat lunak. 

Dilansir dari IBM, container dikenal sebagai wadah. Teknologi ini memberikan Anda kemudahan untuk menggabungkan source code aplikasi dengan libraries dari suatu sistem operasi. Hasilnya, kode-kode tersebut dapat dijalankan di berbagai environment.

Lalu, apakah container hanya bisa dibuat dengan Docker?

Jawabannya: Tidak.

Developer bisa membuat container tanpa platform ini. Namun, platform yang satu ini membuat proses pengembangan software menjadi lebih mudah, sederhana, dan aman. 

Wajar. Docker memang menjadi tools nomor satu yang sangat ingin digunakan oleh developers. Hal ini dilansir dari Survey Stack Overflow 2021.

Nah, apa aja sih hal yang membuat platform ini sangat dicintai oleh developers?

Simak pembahasannya di bagian setelah ini, ya!

Mengapa Harus Pakai Docker?

Sebagai platform nomor satu menurut Stack Overflow, Docker tentu memiliki banyak keunggulan. Hal ini tidak terlepas dari fungsi dan juga manfaatnya.

Berikut adalah beberapa kelebihan, fungsi, dan manfaatnya!

1. Multi-Cloud Platform

Docker mulai diadopsi sebagai platform container oleh banyak penyedia layanan cloud. Beberapa di antaranya adalah AWS (Amazon Web Service), GCP (Google Cloud Platform), dan Rackspace. 

Selain itu, platform ini juga dapat digunakan pada layanan IaaS (Infrastructure as a Service). Contohnya seperti Microsoft Azure dan Openstack. 

Singkatnya, ini merupakan platform yang portable. Asalkan sistem operasinya Linux, maka ia dapat digunakan di berbagai jenis penyedia layanan cloud.

2. Hemat Resource

Peran Docker sebagai platform container merupakan alternatif dari virtualisasi. Apa itu virtualisasi?

Biasanya, pengembangan software membutuhkan virtualisasi agar bisa dijalankan di berbagai platform dengan konfigurasi yang berbeda-beda.

Namun, virtualisasi di sini membutuhkan ruang yang besar. Pengembangan aplikasi menjadi tidak efektif dan kurang maksimal.

Maka dari itu, ini menjadi alternatif yang baik untuk proses virtualisasi.

3. Proses Deployment yang Efisien

Docker menawarkan proses konfigurasi yang sederhana. 

Anda tinggal menuliskan kode. Lalu, kode tersebut akan diimplementasikan tanpa adanya konfigurasi tambahan. Mengapa demikian?

Hal ini karena platformnya dapat digunakan di berbagai jenis environment. Anda juga bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan aplikasi atau sistem yang sedang dikembangkan. 

Maka dari itu, Anda tidak perlu khawatir tentang perbedaan konfigurasi maupun elemen lainnya.

4. Keamanan yang Baik

Sejauh ini, Docker memiliki banyak keunggulan. Namun, apakah platform ini aman untuk digunakan?

Tentu!

Keamanan platform ini terjamin karena sistemnya yang terisolasi. Jika ada aplikasi yang sedang berjalan, ia memastikan hal tersebut tidak memengaruhi container.

Tidak hanya itu, ia juga dilengkapi dengan fitur keamanan lain. Salah satunya adalah OS host mount dengan akses read-only. Dengan fitur tersebut, Anda tidak bisa mengubah konfigurasi. Kecuali Anda memiliki kontrol penuh.

5. Multi-Tenancy

Apa yang dimaksud dengan Multi-Tenancy?

Ini artinya, Docker memiliki kemampuan untuk menjalankan beberapa tenant (pengguna) dengan sistem yang sama. Jadi, penulisan ulang dapat dihindari di sini.

Selain itu, Anda juga bisa membuat beberapa environment yang terisolasi. Sehingga, beberapa objek aplikasi untuk setiap tenant dapat dijalankan. Hal ini tentunya sangat menghemat biaya.

Tools dan Istilah

Sekarang, Anda sudah cukup paham kan?

Platform ini memang memiliki banyak keunggulan. Mulai dari konfigurasi hingga resource yang digunakan.

Nah, supaya lebih paham, mari kita pelajari tools dan istilah di dalamnya!

  • DockerFile: Setiap container pada Docker memiliki file teks sederhana. Hal ini berisi instruksi tentang bagaimana cara membuat container image. Dengan DockerFile, proses pembuatan image menjadi otomatis.
  • Docker image: Docker image berisi source code untuk menjalankan aplikasi. Image bisa dikembangkan dari awal. Namun, biasanya developer memanfaatkan repository atau media penyimpanan.
  • Docker containers: Container adalah pemeran utama di sini. Kegunaannya sebagai wadah untuk menjalankan aplikasi. Namun, jalannya container juga ditentukan oleh image, yaitu dari segi resource yang dapat diakses.
  • Docker Hub: Ingin mencari image? Di sini tempatnya. Media penyimpanan ini memiliki lebih dari seratus ribu container images. Asalnya juga beragam. Mulai dari dari individu hingga proyek open source
  • Docker daemon: Daemon adalah layanan yang berjalan di sistem operasi Anda. Contohnya seperti Linux, Windows, dan MacOS. Pada praktiknya, Daemon mendengarkan request dari Docker API. Ia juga mengelola image, containers, networks, dan volumes.
  • Docker registry: Registry di sini adalah tempat menyimpan image. Sifatnya scalable dan open source. Untuk memakainya, Anda bisa menggunakan command atau perintah. Contohnya seperti docker run, push, dan pull.

Bagaimana Cara Belajarnya?

Semakin tertarik untuk menggunakan platform unggulan ini?

Pastinya! Beberapa keunggulan, fungsi, fitur, dan istilah yang disebutkan di atas membuat platform ini semakin menarik. Namun, bagaimana cara mempelajarinya?

Nah, ada beberapa cara untuk mempelajari platform ini. Simak beberapa poin berikut!

1. Docker Desktop

Di situs resminya, Docker menawarkan beberapa tutorial. Yang pertama adalah aplikasi untuk di Desktop.

Jika Anda menggunakan Windows atau Mac, ini cara yang bisa Anda coba. Kira-kira, seperti ini langkahnya:

  • Unduh Aplikasi: Pastinya, aplikasi ini harus Anda unduh terlebih dahulu. Anda bisa mulai download aplikasinya di sini.
  • Buka Aplikasi: Setelah selesai diunduh, buka aplikasinya. Lalu, pada terminal Anda, tuliskan docker run -dp 80:80 docker/getting-started.
  • Buka Browser: Pada browser Anda, kunjungi http://localhost.
  • Aplikasi siap digunakan!

2. Play with Docker

Tidak ingin mengunduh aplikasi? Tenang, ada cara lain yang bisa Anda coba.

Dengan cara ini, Anda bisa menggunakan Docker pada terminal Linux. Selain itu, tidak ada aplikasi yang perlu Anda download

Seperti ini steps by steps nya:

  • Log In: Kunjungi https://labs.play-with-docker.com/ dan log in untuk mengakses terminal PWD.
  • Buka Terminal PWD: Setelah itu, tuliskan docker run -dp 80:80 docker/getting-started:pwd pada terminal PWD. Anda tinggal menunggu container berjalan dan klik port 80 badge.
  • Aplikasi siap digunakan!

3. Bootcamp

Dua cara di atas dapat Anda lakukan secara mandiri. Namun, bagaimana jika Anda butuh bimbingan sampai Anda benar-benar paham?

Seperti yang kita tahu, tidak ada salahnya belajar coding otodidak. Akan tetapi, Anda bisa lebih paham jika mengikuti bootcamp seperti Immersive Program Alterra Academy

Kurikulum di Immersive Program tentunya sesuai dengan kebutuhan industri saat ini. Maka dari itu, Docker menjadi salah satu materi yang diajarkan. Anda bisa mempelajarinya di kelas Backend Engineering. Nantinya, Anda akan diberikan real final project untuk mengimplementasikan materi yang telah Anda pelajari.

Kira-kira, itu adalah tiga hal yang dapat Anda coba untuk belajar platform nomor satu ini. Pastikan Anda menyesuaikan caranya dengan kebutuhan dan keinginan Anda. 

Jadi, cara yang mana yang akan Anda coba?

Leave a Reply