Perbedaan Front end dan Back end: Apa saja?

Perbedaan Front end dan Back end: Apa saja?
','

' ); } ?>

Tertarik untuk jadi Software Engineer? Artinya, Anda perlu mengetahui dahulu ingin menekuni bidang apa. Ada tiga pilihan bidang di sini. Dua di antaranya adalah frontend dan backend. Tapi, apa sih sebenarnya perbedaan front end dan back end? 

Dikutip dari Frontend GMBH, front end adalah tampilan yang bisa dilihat oleh user. Contohnya seperti desain dan User Interface (UI). Hal ini karena kerja back end bekerja di balik layar. 

Namun, apakah itu saja perbedaan front end dan back end? 

Yuk kita simak pembahasannya melalui poin-poin berikut!

Tiga Perbedaan Front end dan Back end

Ada tiga perbedaan front end dan back end. Mulai dari perbedaan tugas yang dikerjakan, skill yang dikuasai, serta proses dan waktu kerja. 

Perbedaan antara front end dan back end cukup signifikan. Hal ini dapat kita lihat dari namanya: front dan back. 

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaannya, mari kita masuk ke pembahasan pertama, yaitu tugas. 

1. Tugas

Apa yang dikerjakan di sisi front end tentunya berbeda dengan back end. 

Pada front end, semua hal bisa dilihat langsung oleh user. Ini dia beberapa tugas yang dilakukan oleh front end:

  • Merancang Desain dan Struktur Website — Adakah website yang tampilannya Anda sukai? Jika ada, berarti Anda sedang mengagumi karya yang dihasilkan di front end. Selain itu, struktur website juga perlu dirancang dengan baik. Mengapa demikian? Ini akan dibahas di poin selanjutnya.
  • Meningkatkan Kualitas User Experience (UX) — Jika struktur website baik, maka user akan merasa senang menjelajahi website Anda. Coba bayangkan jika Anda mengunjungi website dengan navigasi yang berantakan. Kurang menyenangkan, bukan? Maka dari itu, hal ini perlu dimaksimalkan pada sisi front end.
  • Melakukan Optimasi Website — Apa yang dimaksud dengan optimasi website? Ini artinya, website perlu dijaga agar dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, optimasi website bisa dilakukan melalui SEO (Search Engine Optimization). Dengan begitu, website Anda dapat dibaca dengan baik oleh search engine seperti Google.

Kira-kira, tiga hal di atas adalah tugas dari front end. Sementara itu, berikut adalah tugas-tugas yang dikerjakan di sisi back end:

  • Membangun Database dan Arsitektur Website — Ketika mengunjungi website, data yang Anda masukkan akan disimpan di database. Hal ini lah yang dirancang di sisi back end. Setelah itu, agar database bisa diakses dengan baik, perlu adanya sistem arsitektur yang baik pula. Dapat dikatakan, back end adalah orang yang berperan agar aplikasi atau website dapat bekerja dengan baik.
  • Menjaga Keamanan Website — Setelah data Anda masuk ke database, apakah akan disimpan begitu saja? Tidak. Database perlu dijaga dengan baik. Tujuannya agar data tersebut tidak bocor. Maka dari itu, tugas back end adalah menjaga dan meningkatkan keamanan website itu sendiri. 
  • Melanjutkan Tugas Front end — Apa ini artinya tugas front end akan dikerjakan oleh back end juga? Tentu tidak. Setelah tampilan website dirancang di sisi front end, hal tersebut akan diwujudkan di back end. Dengan begitu, back end juga sebenarnya turut membantu memaksimalkan kualitas User Experience (UX).

Nah, dari tugas dan tanggung jawab di atas, sudah mulai terlihat kan perbedaan front end dan back end? Dari tugas tersebut, skill yang perlu dikuasai juga pastinya berbeda. Yuk simak poin selanjutnya untuk melihat skill di sisi front end dan back end!

2. Skill

Skill yang akan dibicarakan di sini tentunya technical skill. Tapi, hal tersebut juga beragam. Mulai dari bahasa pemrograman, framework, library, hingga proses pengembangan perangkat lunak lainnya.

Apa saja skill yang perlu dikuasai di sisi front end?

  • Bahasa Pemrograman atau Markup — Ada tiga bahasa pemrograman yang digunakan di sisi front end, yaitu menggunakan bahasa pemrograman seperti HTML, CSS, dan Javascript. Jika kamu ingin pandai menguasai front end, pelajarilah tiga bahasa pemrograman dan markup tersebut!
  • Framework/Libraries — Framework dan libraries di sini berguna sebagai kerangka kerja atau template agar Anda tidak perlu membangun software dari nol. Keduanya tentu menyesuaikan dengan bahasa pemrograman yang dipakai. Untuk CSS, terdapat framework seperti Bootstrap, Bulma, dan Foundation. Javascript sendiri memiliki framework dan libraries seperti React, Angular, dan jQuery.
  • Proses — Proses di sini mencakup tahapan lain yang ada di pengembangan perangkat lunak. Pada front end, ada beberapa proses yang perlu kamu kuasai. Contohnya seperti Version Control System (VCS), Testing dan Debugging, serta cara mengoptimasi website.

Bagaimana dengan back end, apa skill yang wajib dikuasai?

  • Bahasa Pemrograman atau Markup — Di back end, bahasa yang biasanya dipakai adalah PHP, Python, Java, SQL Server, dan Ruby. Tapi, beberapa tahun belakangan, bahasa Golang sangat populer digunakan pada sisi back end. Oh iya, kelas backend engineering di Immersive Program juga pakai bahasa Golang, loh!
  • Framework/Libraries — Sama seperti front end, Anda juga perlu menguasai berbagai framework atau libraries. Jika menggunakan PHP, Anda bisa belajar framework Laravel. Untuk Python, framework Django banyak disukai oleh developer. Sementara itu, Anda bisa menggunakan framework Echo, Beego, dan Gin untuk bahasa Golang.
  • Proses — Ada satu hal yang sama-sama perlu dikuasai di front end dan back end, yaitu Version Control System (VCS). Selebihnya, pada sisi back end, Anda perlu menguasai pengelolaan API (Application Programming Interface), web server, dan manajemen database.

Itu dia skill dan kemampuan dasar  yang perlu di kuasai baik itu dari sisi Front end atau Backend. Singkatnya, front end sering pula disebut sebagai client-side atau sisi klien dan back-end disebut dengan server-side atau sisi server.

3. Proses dan Waktu Kerja

Apa yang dimaksud dengan proses dan waktu kerja?

Cara kerja yang dilakukan front end dan back end biasanya akan dimulai dari sisi front end terlebih dahulu. Sisi back end akan mulai bekerja setelah pekerjaan di front end selesai. Misalnya, front end sudah merancang tampilan website. Mulai dari strukturnya, navigasi, font, warna, hingga copywriting.

Setelah semua hal tersebut selesai, baru lah back end memulai pekerjaannya. Tampilan tersebut nantinya akan diwujudkan di sisi back end. Namun, selagi back end bekerja, tentunya akan ada kolaborasi dan integrasi dengan front end. Hal ini berguna agar tujuan dapat tercapai dengan baik.

Belajar Front end dan Back end

Sekarang, Anda sudah tahu kan perbedaan front end dan back end? Selanjutnya, Anda bisa mulai belajar salah satu atau kedua bidang tersebut, bergantung pada minat atau pun karir yang akan Anda jalani. Baik itu untuk menjadi seorang front end developer, back end developer, software engineer atau pun full stack developer.

Bagaimana caranya? 

Tentunya, tidak ada cara belajar yang salah. Namun, akan lebih maksimal jika proses belajar Anda didampingi oleh mentor. Contohnya seperti di Immersive Program Alterra Academy. Dengan begitu, Anda akan menjadi lebih fokus dan terarah. 

Perlukah Anda memiliki background pendidikan IT untuk belajar front end dan back end? Di Immersive Program, Anda bebas datang dari background manapun. Asalkan Anda memiliki semangat belajar yang tinggi. 

Jadi, mana yang akan Anda kuasai: front end atau back end?

Leave a Reply