Apa itu API? API adalah sebuah interface yang bisa menghubungkan suatu aplikasi dengan aplikasi yang lainnya. Tentunya, hal tersebut sangat menguntungkan proses pengembangan software. Hal ini karena API membuat kerja developers menjadi lebih efisien.
Namun, apakah hanya itu manfaat API? Dan mengapa API banyak digunakan oleh perusahaan besar seperti Spotify dan Netflix?
Pada artikel ini, Anda akan belajar lebih dalam tentang API. Mulai dari konsep, arsitektur, jenis, hingga manfaatnya. Yuk simak pembahasannya melalui poin-poin berikut!
- Apa itu API?
- Arsitektur API
- 1. REST
- 2. SOAP
- 3. RPC
- Jenis-jenis API
- 1. Public API
- 2. Private API
- 3. Partner API
- 4. Composite API
- Contoh API
- 1. API Travel Booking
- 2. API “Login dengan…”
- 3. API Google Maps
- Kesimpulan
Apa Itu API?
Pernah pergi ke restoran? Tepatnya restoran yang bisa pesan makanan lewat pelayan? Bisa dibilang, API adalah berperan sebagai pelayan. Jadi, dia adalah perantara kita dan juru masak.
Dengan adanya pelayan, Anda tidak perlu langsung memesan ke juru masaknya kan? Anda cukup duduk manis selagi pelayan melakukan tugasnya. Nah, kurang lebih, seperti itu lah peran API. Bedanya, API berperan pada proses software development.
API adalah singkatan dari Application Programming Interface. Atau, dalam bahasa Indonesia, bisa disebut juga dengan Antarmuka Pemrograman Aplikasi. Dengan API, Anda bisa menghubungkan satu aplikasi dengan aplikasi lainnya.
Apakah hal tersebut memudahkan proses pengembangan software?
Tentu. Hal ini karena software developers bisa menggunakan API untuk berkomunikasi dengan bahasa pemrograman yang berbeda-beda. Jadi, developer tidak perlu menguasai banyak bahasa. Mereka cukup mengambil data dari aplikasi lain menggunakan API.
Wah, terdengar lebih efisien, bukan?
Kira-kira, seperti itu lah konsep API. Sebelum kita masuk ke jenis-jenisnya, kita pelajari dulu yuk arsitektur API. Simak ulasannya di bawah ini!
Arsitektur API
Apa yang dimaksud dengan arsitektur API?
Arsitektur API adalah bentuk data yang dikirim. Nah, ada tiga arsitektur yang biasanya digunakan oleh developers. Ini dia ketiganya:
1. REST
Pernah dengar istilah REST API? Kemungkinan besar Anda sedikit familiar dengan arsitektur yang satu ini. Mengapa demikian?
REST API adalah salah satu arsitektur yang paling banyak digunakan pada pengembangan software. Khususnya web development.
REST sendiri adalah kepanjangan dari Representational State Transfer. Arsitektur yang satu ini menggunakan JSON sebagai bentuk datanya. Maka dari itu, datanya menjadi lebih ringan.
Ketika data yang ditransfer menjadi lebih ringan, performanya pun menjadi lebih cepat dan baik. Jadi, tidak heran kalau banyak developers yang menyukai arsitektur ini.
2. SOAP
SOAP adalah Simple Object Access Protocol. Untuk berkomunikasi, arsitektur ini menggunakan HTTP dan XML (Extensible Markup Language).
Tidak kalah dengan REST, arsitektur API yang satu ini juga disenangi oleh developers. Hal ini karena SOAP menawarkan lebih dari 20 jenis panggilan yang berbeda dari satu aplikasi ke yang lainnya. Sehingga, developers bisa mengelola dan melakukan pencarian data dengan lebih akurat.
3. RPC
Apa itu RPC? Ini merupakan singkatan dari Remote Procedure Call. Jenis RPC API adalah jenis arsitektur yang paling sederhana. Hal ini mempermudah komunikasi antara sisi client dengan server.
Jika menggunakan API jenis ini, Anda memiliki dua pilihan. Pertama, XML-RPC dengan format XML. Sedangkan yang kedua yaitu JSON-RPC.
Jenis-Jenis API
1. Public API
Sesuai namanya, Public API adalah jenis API yang dapat digunakan oleh siapa saja. Jenis yang satu ini biasanya disebut juga dengan Open API.
Public API sangat mudah untuk digunakan. Developers tidak perlu meminta persetujuan apapun untuk menggunakannya. Selain itu, Public API juga bersifat cuma-cuma. Sehingga, Anda tidak perlu membayar lisensi apapun.
Intinya, seluruh dokumentasi Public API bersifat terbuka. Sehingga siapapun dapat menggunakannya dengan bebas.
2. Private API
Jenis API yang kedua berbanding terbalik dari yang pertama. Private API adalah jenis API yang sifatnya tidak terbuka. Artinya, tidak semua orang bisa menggunakan API ini.
Biasanya, Private API dibuat oleh sebuah perusahaan atau organisasi untuk kebutuhan internal mereka. Sehingga, jenis API ini hanya bisa diakses oleh orang-orang yang berkepentingan saja. Sebagai contoh, API yang dibuat pada back end agar informasinya dapat diakses dan digunakan oleh front end.
3. Partner API
Partner API kurang lebih mirip dengan Private API. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengakses API ini. Bedanya, Partner API biasanya digunakan ketika sebuah perusahaan bermitra dengan perusahaan lain.
Misal, perusahaan A ingin menggunakan API dari perusahaan B. Maka dari itu, mereka harus mendaftarkan diri dulu ke perusahaan A. Selain itu, terdapat juga perjanjian yang seputar perizinan dari API yang akan digunakan tersebut.
4. Composite API
Kemungkinan besar, jenis API yang satu ini akan disukai oleh banyak developers. Mengapa demikian?
Composite API merupakan jenis API yang menyimpan data dari berbagai sumber. Singkatnya, ini adalah kumpulan dari banyak data.
Hal tersebut sangat bermanfaat bagi para developers. Itu karena mereka bisa mendapatkan berbagai data hanya dengan sekali akses. Jadi, waktu pengembangan software pun otomatis menjadi lebih singkat.
Contoh API
Untuk pemula, mungkin konsep API terdengar cukup abstrak. Begitu juga dengan cara kerja API. Padahal, API banyak hadir di kehidupan sehari-hari kita tanpa disadari. Yuk simak pembahasan di bawah ini untuk mengenal lebih dalam tentang contoh-contoh API!
1. API Travel Booking
Pernah pesan tiket pesawat di Tiket.com? Atau di Traveloka?
Kedua aplikasi tersebut memiliki berbagai info maskapai penerbangan. Mulai dari penerbangan domestik hingga internasional. Anda bisa melihat informasi harga, jam penerbangan, serta memilih kursi yang masih tersedia.
Nah, baik Tiket.com dan Traveloka sama-sama menggunakan API. Jika tidak, akan sulit bagi mereka untuk mendapatkan seluruh informasi tersebut.
Ditambah lagi, hal tersebut tidak hanya sulit bagi aplikasi atau website Travel Booking. Anda sebagai pengguna juga akan kesulitan.
Coba bayangkan jika tidak ada aplikasi Travel Booking. Anda harus pindah-pindah aplikasi untuk melihat informasi dari tiap maskapai penerbangan. Hal ini sangat membuang waktu Anda.
Jadi, berterima kasih lah kepada API yang sudah mempermudah kehidupan kita~
2. API “Login dengan…”
Mau masuk ke sebuah website, tapi harus bikin akun baru? Duh, males deh!
Kemungkinan, Anda akan memilih opsi login dengan Google, Twitter, Facebook, dan akun sosial media lainnya. Ini pasti mempermudah dan menghemat waktu banget, kan?
Misal, Anda ingin menggunakan Canva. Lalu, Anda menggunakan akun Google Anda untuk log in. Nah, nantinya, Canva dan Google akan saling bertukar informasi mengenai akun Anda.
“Kok bisa ya semudah itu?”
Bisa banget dong! Ini semua berkat adanya API. Dengan API, Anda tidak perlu lagi membuat akun baru. Cukup serahkan hal tersebut ke Google dan Canva.
Namun, perlu diingat juga ya bahwa tidak semua aplikasi bisa melakukan log in dengan Google, Twitter, dan akun sosial media lain. Biasanya, aplikasi yang terkoneksi dengan akun sosial media adalah aplikasi yang sudah cukup berkembang.
3. API Google Maps
Wah, yang ini sih sudah tidak asing lagi ya!
Ketika Anda ingin memesan ojek online, Anda pasti bisa melihat tampilan peta, kan? Seperti lokasi pick up atau penjemputan, serta lokasi pengantaran atau destination. Nah, peta tersebut biasanya diambil langsung dari Google Maps.
Jika tidak mengambil peta dari Google Maps, kita harus membuat peta sendiri. Hal tersebut tentunya tidak efektif dan membutuhkan banyak biaya.
Jadi, saat nanti Anda memesan ojek online, Anda sudah tau ya bahwa API memiliki peran penting di sana.
Kesimpulan
Bagaimana? Anda sudah cukup paham kan tentang API?
Secara nggak sadar, API sudah jadi penolong kita setiap harinya. Mulai dari perannya di aplikasi ojek online, hingga website Travel Booking. Tanpa kita sadar, API hadir di hampir setiap website atau aplikasi yang kita gunakan.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa API adalah hal yang sangat penting untuk mengembangkan aplikasi. Maka dari itu, API juga masuk ke kurikulum Immersive Program Alterra Academy. Baik untuk kelas Backend, Frontend, maupun Quality Assurance Engineering.
Mau tau lebih dalam tentang software development dan juga API? Yuk kita sama-sama belajar melalui Immersive Program!
Pantengin terus website kita supaya nggak ketinggalan batch selanjutnya~