Tahukah Anda bahwa ada hampir dua miliar websites saat ini? Angka tersebut merupakan data dari Statista. Sejak tahun 1991 sampai dengan 2021, ternyata jumlah website di dunia saat ini adalah sekitar 1,88 miliar. Adanya website-website tersebut tentunya melibatkan banyak web developer.
Namun, apa itu web developer? Apa saja tugasnya? Skill apa saja yang harus dikuasai?
Jika Anda tertarik untuk menjadi seorang web developer, Anda perlu mengetahui dulu pengertian, jenis-jenis, dan tugasnya. Pada artikel ini, Anda juga akan dijelaskan mengenai langkah-langkah untuk menjadi seorang web developer.
Simak pembahasan lengkapnya melalui poin-poin berikut ini, ya!
- Apa Itu Web Developer?
- Jenis-Jenis Web Developer
- 1. Front End Developer
- 2. Back End Developer
- 3. Full Stack Developer
- Bahasa Untuk Pengembangan Web
- 1. HTML
- 2. CSS
- 3. PHP
- 4. SQL
- 5. Java
- 6. Golang
- Langkah-Langkah Menjadi Web Developer
- 1. Tentukan Minat dan Tujuan
- 2. Mulai Belajar dan Berlatih
- 3. Mengikuti Coding Bootcamp
- 4. Ikut Kursus Online Gratis
- 5. Perbanyak Pengalaman
- 6. Buat Portofolio
- Kesimpulan
Apa Itu Web Developer?
Web developer adalah seorang programmer yang membuat situs atau aplikasi berbasis web. Mereka bertugas merancang website dari nol. Setelah itu, mereka juga mengelola website tersebut agar dapat digunakan oleh user.
Seorang web developer tidak hanya berhubungan dengan perusahaan. Mereka juga bisa bekerja sebagai freelancer atau pekerja lepas. Jadi, mereka melayani klien-klien yang ingin membuat website. Mulai dari website pribadi hingga website untuk kepentingan bisnis.
Singkatnya, web developer berhubungan langsung dengan pengembangan sebuah website. Namun, ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Hal-hal tersebut disesuaikan dengan jenis-jenis web developer. Selengkapnya akan dibahas pada bagian selanjutnya.
Jenis-Jenis Web Developer
Ada tiga jenis web developer, yaitu Front End Developer, Back End Developer, dan Full Stack Developer. Ketiganya memiliki tugas, tanggung jawab, dan keahlian masing-masing.
Untuk mengerti lebih dalam tentang pekerjaan web developer, yuk simak pembahasannya di bawah ini!
1. Front End Developer
Apa sebenarnya Front End Developer?
Pertama-tama, Anda perlu mengetahui konsep front end terlebih dahulu. Front end adalah bagian depan dari sebuah website yang langsung berhubungan dengan pengguna. Contohnya seperti tampilan atau desain sebuah website.
Maka dari itu, seorang front end developer biasanya bertugas untuk mendesain website. Mulai dari font, layout, warna, hingga tulisan-tulisan yang terdapat dalam website. Terkadang, seorang front end developer memang perlu mempunyai skill menulis atau content writing.
Singkatnya, seorang front end developer bertanggung jawab agar pengguna dapat mengakses website dengan baik. Ukuran font harus bisa dibaca oleh pengguna, warna pada website tidak mengganggu penglihatan, tombol maupun tulisan berada di tempat yang sesuai, dan lain-lain.
Lalu, apakah pengembangan website hanya perlu desain saja? Tidak. Terdapat juga penulisan kode agar website dapat berfungsi dengan baik. Hal tersebut merupakan tugas Back End Developer yang akan dijelaskan selanjutnya.
2. Back End Developer
Kalau front end developer bekerja pada bagian depan sebuah website, maka back end developer menangani bagian belakangnya. Biasanya disebut juga dengan server side.
Desain dan hal apapun yang dirancang oleh seorang front end developer harus bisa berfungsi dengan baik. Di sinilah peran back end developer dibutuhkan. Mereka perlu memastikan bahwa server, aplikasi, dan database pada sebuah website bisa saling berkomunikasi.
Biasanya, seorang back end developer harus menguasai bahasa pemrograman tertentu. Contohnya seperti PHP dan SQL. Kedua bahasa ini nantinya akan dibahas lebih lanjut. Pastikan Anda menyimak sampai akhir, ya!
Selain front end dan back end developer, ada pula full stack developer yang tingkat kemampuannya lebih tinggi. Simak pembahasan berikut.
3. Full Stack Developer
Mengapa tingkat kemampuan Full Stack Developer lebih tinggi daripada front end dan back end developer?
Jawabannya adalah karena full stack developer harus memahami semua tugas front end maupun back end. All in one. Maka dari itu, level kemampuannya jauh lebih mahir.
Seorang full stack developer harus bisa mendesain sebuah website dengan baik. Selain itu, mereka juga perlu merancang bagian server dengan menuliskan kode menggunakan bahasa pemrograman. Cukup sulit, bukan?
Namun, jenis developer yang satu ini sebenarnya paling menguntungkan. Anda bisa mendapatkan pengetahuan lebih banyak, mulai dari front end hingga back end. Selain itu, penawaran gaji pastinya lebih tinggi karena skill nya juga lebih tinggi. Cukup menarik, ya!
Supaya lebih paham tentang pengembangan web dan juga jenis-jenis developernya, mari kita bahas tentang bahasa-bahasa yang perlu dikuasai. Yuk simak ulasannya di bawah ini.
Bahasa Untuk Pengembangan Web
Jika Anda ingin menjadi seorang web developer, tentunya Anda perlu menguasai bahasa pemrogramannya. Terutama jika Anda ingin menjadi back end developer atau full stack developer.
Kira-kira, apa saja ya bahasa pemrograman yang perlu dikuasai? Simak selengkapnya di bawah ini.
1. HTML (Hyper Text Markup Language)
HTML adalah bahasa yang penting jika Anda ingin menjadi seorang web developer, terutama bagian front end. Jika Anda ingin mengetahui bentuk kode-kode HTML, coba Anda lakukan perintah berikut ini:
Klik kanan pada browser Anda. Setelah itu, klik tulisan ‘View page source’.
Kode-kode yang ada di depan Anda disebut dengan HTML. Di sini, HTML berfungsi untuk mengatur konten-konten apa yang perlu ditampilkan dalam sebuah website. Misalkan heading, paragraf, link, dan sebagainya.
2. CSS (Cascading Style Sheets)
CSS biasanya berkolaborasi dengan HTML. Konten-konten dan struktur yang dibuat oleh HTML akan dipercantik oleh CSS. Seperti namanya, CSS memberikan style pada sebuah website.
Jika Anda membuka website Alterra Academy dan melihat warna serta ukuran font yang berbeda, hal tersebut adalah hasil kerja dari CSS. Karena berhubungan dengan tampilan sebuah website, maka bahasa yang satu ini sangat penting untuk front end developer.
3. PHP (Hypertext Preprocessor)
Jika HTML dan CSS berguna untuk front end, maka PHP sangat esensial untuk back end. Bahasa yang satu ini bisa membuat sebuah website menjadi lebih fungsional. Sehingga, apa yang dikerjakan di bagian front end akan menjadi lebih menarik bagi pengguna.
Salah satu aspek yang dikerjakan dengan bahasa PHP adalah ketika Anda sign up atau log in pada sebuah website. Jika Anda berhasil melakukan kedua proses tersebut, maka Anda akan bisa mengakses profil akun Anda pada website tersebut.
4. SQL (Structured Query Language)
Selain PHP, bahasa SQL juga digunakan pada back end. Data-data yang Anda masukkan ketika sign up dan log in tadi akan diproses oleh SQL melalui database. Jadi, SQL berguna untuk menyimpan data-data Anda seperti alamat email, nama pengguna, password, dan sebagainya.
Nah, jika Anda ingin menghapus atau menyunting data Anda, hal tersebut nantinya juga akan diproses dengan SQL. Singkatnya, SQL ini berhubungan langsung dengan database yang ada pada sebuah website.
5. Java
Bahasa pemrograman lain yang digunakan pada back end adalah Java. Umurnya memang sudah termasuk tua, tetapi kegunaannya sangat banyak. Salah satunya adalah untuk pengembangan web.
Dengan Java, website Anda akan menjadi lebih responsif. Java juga merupakan bahasa pemrograman yang scalable. Sehingga, bahasa ini banyak berguna untuk membangun website-website besar. Contohnya seperti Amazon, LinkedIn, dan eBay.
Anda juga tidak perlu khawatir jika belum menguasai Java. Bahasa ini cukup mudah untuk dipelajari. Sehingga cocok bagi pemula yang ingin belajar Java.
5. Golang
Pernah dengar bahasa pemrograman GO? Biasanya, ini disebut juga Golang. Kepanjangannya adalah GO Language.
Dari umurnya, bahasa ini termasuk baru. Tepatnya, Golang baru berumur 13 tahun. Jadi, kemungkinan besar banyak orang yang tidak tau bahasa ini. Mungkin Anda termasuk salah satunya, ya?
Meskipun masih muda, Golang terbilang cukup oke loh! Biasanya digunakan oleh backend developer. Jadi, jika Anda ingin membuat website dari sisi back end, Golang bisa menjadi salah satu pilihannya.
Tenang, banyak perusahaan yang pakai Golang kok! Contohnya seperti Google, Dropbox, Gojek, dan Tokopedia. Keren, kan?
Langkah-Langkah Menjadi Web Developer
Bagaimana cara menjadi web developer? Untuk menjadi seorang web developer, ada langkah-langkah yang perlu Anda lakukan. Apa saja ya kira-kira? Yuk simak pembahasan mengenai steps dan tips di bawah ini.
1. Tentukan Minat dan Tujuan
Langkah awal adalah menentukan minat dan tujuan Anda.
Apakah Anda lebih suka mendesain sebuah website? Suka melihat tampilan website yang cantik, menarik, dan interaktif? Wah, sepertinya Anda cocok nih menjadi front end developer.
Lalu, bagaimana jika Anda lebih tertarik bekerja di “belakang layar”? Atau ingin mendalami database? Ini artinya, minat Anda sesuai dengan tugas back end developer.
Namun, jika Anda ingin memilih keduanya pun boleh. Asalkan tujuan Anda sesuai dengan minat yang Anda miliki.
Misalkan, Anda adalah orang yang cukup mengerti tentang desain. Anda tahu tampilan mana yang sekiranya menarik bagi pengguna. Mungkin, Anda juga sudah cukup paham tentang HTML, CSS, dan Javascript. Maka dari itu, Anda bisa memilih posisi front end developer sebagai jenjang karir Anda.
Perlu diingat, langkah pertama ini tidak boleh terlewat! Wajib untuk Anda pikirkan matang-matang!
2. Mulai Belajar dan Berlatih
Setelah menentukan minat dan tujuan, Anda bisa mulai belajar dan berlatih. Pelajarilah mulai dari bahasa pemrograman yang dibutuhkan untuk posisi Anda.
Jika Anda memilih front end, mulailah belajar tentang HTML, CSS, dan Javascript. Tiga bahasa pemrograman ini akan bekerja secara berdampingan. Singkatnya, saling melengkapi.
Sebaliknya, jika Anda lebih menyukai back end, maka Anda bisa mulai dengan belajar Golang, PHP, SQL, dan ditambah dengan Java.
Bagaimana jika Anda memilih untuk menjadi full stack developer? Tentunya Anda perlu menguasai berbagai bahasa pemrograman tersebut.
Setelah Anda belajar, jangan lupa untuk berlatih. Hal ini penting untuk menerapkan teori-teori yang sudah Anda pelajari.
3. Mengikuti Coding Bootcamp
Ingin tau cara membuat website secara mendalam? Bisa banget nih mengikuti coding bootcamp!
Sebenarnya, langkah ini tidak wajib. Namun, bootcamp adalah pilihan yang oke. Apalagi kalau Anda tidak punya background IT.
Di bootcamp, Anda bisa belajar dari nol. Tentunya dengan bantuan mentor. Tidak perlu khawatir soal pekerjaan. Nantinya, Anda juga akan dibantu untuk mendapatkan kerja.
Nah, kelebihan-kelebihan bootcamp di atas bisa Anda dapatkan di Immersive Program. Di sini, Anda bisa belajar front end dan back end.
Di kelas back end, Anda akan belajar cara membuat website dengan bahasa GO. Sementara itu, HTML, CSS, dan Javascript adalah teman Anda di kelas front end.
Psst, ada bocoran sedikit nih! Anda nggak perlu bayar biaya program di awal. Boleh banget loh bayarnya setelah Anda dapat kerja! Oke banget, kan?
4. Ikut Kursus Online Gratis
Merasa ikut bootcamp mahal? Nggak perlu khawatir! Anda juga bisa mencari kursus online gratis.
Biasanya, durasi kursus online gratis lebih pendek daripada bootcamp. Mulai dari satu hari sampai dua minggu. Akan tetapi, jika Anda rajin mengkuti kursusnya, akan ada banyak ilmu yang Anda dapatkan.
Nah, Alterra Academy juga mempunyai kursus online gratis. Namanya adalah IT Career Preparation (ICP). Biasanya diadakan setiap bulan, mulai dari kelas back end hingga front end.
Pantengin terus Instagram Alterra Academy ya! Supaya nggak ketinggalan update tentang kursus online gratis.
5. Perbanyak Pengalaman
Untuk menjadi seorang web developer yang terpercaya, perbanyaklah pengalaman Anda. Ingat, Anda tidak perlu menjadi pegawai pada sebuah perusahaan. Anda juga bisa menjadi freelancer.
Misalnya, Anda bisa mulai membuat website Anda sendiri. Kembangkanlah dengan baik agar website tersebut bisa menjadi portfolio Anda. Setelah itu, Anda mungkin bisa menawarkan jasa gratis kepada teman atau rekan Anda yang ingin membuat website. Hal ini berguna untuk mendapatkan pengalaman dan kepercayaan dari orang.
6. Buat Portofolio
Bagaimana caranya membuat portofolio?
Jika Anda ikut bootcamp, Anda akan diajari cara membuatnya. Selain itu, ada juga final project yang bisa Anda masukkan ke portofolio.
Namun, jika Anda belajar secara otodidak, Anda bisa mulai dengan mencari inspirasi. Nah, inspirasi portofolio bisa Anda temukan di Github. Perhatikan seperti apa model portofolionya. Lalu, apa saja yang biasanya dimasukkan ke portofolio.
Seperti pada poin lima, Anda bisa membuat website sendiri. Saran lain, Anda juga bisa membuat semacam studi kasus. Apa maksudnya?
Studi kasus di sini bisa Anda mulai dari website yang menurut Anda kurang oke. Lalu, Anda bisa jabarkan kira-kira apa saja yang harus diperbaiki. Setelah itu, mulai membuat ulang website tersebut dengan versi yang menurut Anda lebih baik.
Hal di atas biasanya dilakukan oleh front end developer. Tepatnya mengamati tampilan atau desain dari sebuah website. Hasil studi kasus ini bisa juga loh Anda bagikan di LinkedIn! Hitung-hitung mencuri perhatian perusahaan impian Anda, hehehe.
Kesimpulan
Nah, di atas adalah pengertian, jenis, tugas, dan langkah-langkah untuk menjadi seorang web developer. Jika Anda memang tertarik, tentukan dulu minat dan tujuan Anda. Setelah itu, belajarlah secara rutin. Pastikan Anda juga selalu update tentang dunia teknologi. Gunanya supaya wawasan Anda semakin luas.
Jika Anda ingin belajar dan berlatih dengan project yang real, Anda juga bisa mengikuti coding bootcamp. Hal ini sangat bermanfaat karena Anda bisa langsung disalurkan kerja ke perusahaan-perusahaan besar. Pastinya, Anda juga lebih terpercaya karena terkait dengan sebuah lembaga.
Nah, jika Anda ingin belajar otodidak, bisa mulai dengan mengembangkan website sendiri. Anda bisa loh beli domain website murah di Jagoan Hosting! Dengan begitu, website Anda akan terlihat lebih credible dan professional.
Semangat belajar dan semoga membantu!