Ketika memasukkan data diri ke sebuah website, kemana data kita pergi? Data tersebut disimpan di database. Jadi, database adalah tempat berkumpulnya data.
Namun, apakah database hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan data saja? Tidak. Faktanya, database memiliki banyak fungsi dan jenis.
Di artikel kali ini, Anda akan mempelajari pengertian database, fungsi, dan jenis-jenisnya. Simak pembahasan lengkapnya melalui poin-poin berikut.
- Apa Itu Database?
- Fungsi Database
- Jenis-Jenis Database
- 1. Operational Database
- A. JSON
- B. XML
- 2. End-User Database
- A. SQLite
- 3. Relational Database
- A. PostgreSQL
- B. MySQL
- C. Oracle Database
- 4. Distributed Database
- 5. Database Warehouse
- A. Microsoft SQL Server
Apa Itu Database?
Pernah mengunjungi sebuah website dan diminta untuk mendaftarkan diri?
Kemungkinan besar, Anda pernah melakukan hal tersebut. Biasanya, Anda diminta untuk mengisi nama, alamat email, nomor telepon, umur, dan lain-lain.
Nah, apakah data tersebut hilang begitu saja setelah Anda isi? Tidak. Data Anda akan disimpan ke tempat bernama database.
Database adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis. Data tersebut saling berhubungan satu sama lain. Tujuannya agar dapat dikelola dengan lebih mudah.
Pada pengembangan perangkat lunak, database ini sangat penting loh!
Setiap software wajib memiliki sistem pengelolaan database yang bagus. Sehingga, data yang ada di dalam software tersebut bisa tersusun dan diakses dengan baik.
Namun, apakah fungsi database hanya untuk menyimpan data saja? Tidak. Simak pembahasan lengkap tentang fungsi database di bawah ini!
Fungsi Database
1. Menghemat Biaya
Kita bisa menganggap database sebagai pusat dari segala data. Dengan begitu, semua data terkumpul di satu tempat yang sama. Maka, Anda tidak butuh banyak tempat untuk menyimpan data tersebut. Cukup satu saja.
Nah, hal ini sangat menguntungkan bagi perusahaan. Terutama perusahaan besar. Jika ada database, tidak perlu ada tempat penyimpanan tambahan. Cukup satu saja yang bisa diakses di manapun melalui jaringan internet.
2. Mempercepat Pengaksesan Data
Database adalah tempat data terkumpul. Di sini, data dikelompokkan lagi sesuai dengan kategorinya. Sehingga, penyimpanan data menjadi lebih terstruktur.
Jadi, ketika sebuah data dibutuhkan, informasi mengenai data tersebut akan lebih cepat dan mudah untuk ditemukan.
3. Mengontrol Data Secara Terpusat
Apa jadinya jika tidak ada database?
Pastinya, data Anda akan berceceran. Hal ini akan mempersulit Anda untuk mencari informasi ketika data dibutuhkan.
Dengan adanya database, Anda memiliki kontrol dari keseluruhan data. Semua datanya hanya perlu disimpan di satu server. Sehingga, jika ada orang yang ingin mengakses data tersebut, mereka hanya tinggal perlu terhubung dengan server tersebut.
Hal ini juga tentunya sangat menguntungkan pengguna, terutama bagi perusahaan. Data dari keseluruhan perusahaan bisa disimpan dalam satu database yang sama. Dengan begitu, data dapat diolah dan diakses secara lebih mudah.
4. Menjaga Keamanan Data
Bagaimana jika data Anda bocor? Terlebih lagi, jika data tersebut milik perusahaan. Pasti berbahaya, bukan?
Dengan database, hal tersebut bisa dihindari.
Hal ini sebenarnya masih berhubungan dengan fungsi ketiga. Jika data terkumpul di satu tempat yang sama, maka sistem keamanannya pun akan lebih mudah untuk dikelola.
Jika Anda tidak menggunakan database, data Anda akan terpencar. Sistem keamanannya pun perlu disiapkan untuk setiap data. Sehingga akan lebih sulit untuk mengelolanya.
5. Multi-User
Anggap rumah Anda adalah database.
Untuk masuk ke rumah, Anda pasti perlu kunci kan? Di sini, kunci tersebut dimiliki oleh Anda, orang tua Anda, serta adik maupun kakak Anda. Sehingga, mereka semua bisa masuk ke rumah dengan mudah.
Nah, database berfungsi seperti contoh di atas. Di sini, siapapun bisa mengakses database asalkan memiliki akses. Jadi, Anda tidak perlu menunggu si pemilik database untuk mengakses sebuah data di dalamnya.
Jenis-Jenis Database
1. Operational Database
Jenis database ini biasanya disebut juga sebagai OLTP (On Line Transaction Processing). Operational database dapat mengelola data dinamis secara langsung atau real time. Apa maksudnya?
Jadi, Anda sebagai pengguna bisa melihat database langsung dari perangkat keras Anda. Misalkan dari ponsel maupun komputer. Selain itu, Anda juga bisa mengakses dan memodifikasi data tersebut.
Contoh dari operational database adalah JSON dan XML
A. JSON
JavaScript Object Notation atau JSON adalah format file yang menggunakan teks untuk dapat melakukan pengiriman data. Format JSON berasal dari pemrograman JavaScript, melalui pembuatannya JSON memiliki format bahasa yang berbeda dari lainnya. Biasanya, format ini dipakai pengguna untuk melakukan pertukaran daya seperti berinteraksi melalui browser dan web server. Semua file JSON selalu menggunakan ekstensi khusus berupa “.json”.
B. XML
Extensible Markup Language atau XML merupakan bahasa pemrograman markup yang mempunyai aturan untuk memberikan dua kode dokuman berbeda yang nantinaya bisa dibaca oleh manusia dan komputer.
Bahasa program ini sangat cocok untuk menangani basis data pada web browser maupun web server. Struktur yang digunakan XML dinilai banyak mempunyai kesamaan dengan format JSON.
2. End-User Database
Seperti namanya, End-User Database berhubungan erat dengan pengguna.
Jenis database yang satu ini hampir sama dengan Operational Database. Pengguna sama-sama bisa melihat, mengakses, dan memodifikasi data. Jadi, apa yang membedakan mereka berdua?
End-User Database adalah database yang memberikan kesempatan pengguna untuk mengembangkan datanya. Jadi, pengguna bisa mengakses keseluruhan datanya.
Maka dari itu, biasanya data yang langsung berhubungan pengguna ini adalah data yang bisa dibaca. Apa maksudnya?
Maksudnya, data tersebut tidak dituliskan dalam bahasa pemrograman lagi, melainkan data yang bisa dibaca oleh orang awam sekalipun.
Contoh dari End-User Database adalah SQLite
A. SQLite
Berbeda dari sistem lainnya, SQLite merupakan mesin database client server. SQLite populer karena dipakai sebagai perangkat lunak database untuk penyimpanan lokal/klien melalui perangkat lunak aplikasi seperti peramban web.
SQLite adalah sistem manajemen basis data yang terdapat pada library pemrograman C. Karena tertanam ke dalam program akhir, SQLite cocok digunakan untuk mendukung penyimpanan data akhir end user.
3. Relational Database
Relational Database adalah jenis database yang sering digunakan. Seperti namanya, data yang tersimpan di sini berhubungan satu sama lain. Sehingga akhirnya membentuk relasi. Perangkat lunak banyak sekali yang menggunakan sistem ini untuk mengatur dan memelihara basis data melalui hubungan setiap data.
Pernah dengar PostgreSQL vs MySQL, atau Oracle?
Nah, ketiga database tersebut masuk ke dalam jenis Relational Database. Mereka juga bisa dibilang cukup populer karena digunakan oleh banyak perusahaan terkenal. Contohnya seperti Google, Microsoft, Apple, Youtube, dan lain-lain.
A. PostgreSQL
PostgreSQL memiliki fungsi untuk menyimpan data secara aman dan dapat mengembalikan data tersebut sebagai respons atas request dari aplikasi lainnya. Sistem ini biasa digunakan pada sistem operasi mac OS Server, karena pengaturannya sudah tersedia secara default. Selain itu, sistem operasi seperti Windows dan Linux juga dapat ditemukan dengan cara mengubah pengaturan
B. MySQL
MySQL adalah sebuah sistem bagi manajemen basis data relasional. Kepopuleran MySQL sebagai basis data sumber terbuka membuat banyak sekalo produk-produk IT yang dibuat dengan memakai komponen utama MySQL contohnya untuk aplikasi berbasis web seperti website dinamis dan e-commerce.
Penggunaan MySQL sebagai basis data utama bagi aplikasi web juga sering dikaitkan dengan PHP sebagai bahasa skrip yang berorientasi pada project. MySQL sendiri merupakan salah satu komponen penting dari web service solution stack LAMP (Linux, MySQL, Apache, dan PHP) yaitu platform pengembangan web sumber terbuka.
C. Oracle Database
Sistem Oracle Database berfokus pada struktur memori server side sebagai sistem area globalnya. Sistem ini bisa menyimpan chace, informasi pengguna, dan perintah SQL. Tidak hanya itu, sistem Oracle Database memungkinkan untuk dapat menyimpan riwayat transaksional seperti redo log online.
4. Distributed Database
‘Distributed’ artinya terdistribusi. Kata tersebut sudah cukup menjelaskan jenis database yang satu ini. Distributed Database adalah sistem penyimpanan yang terdistribusi. Apa artinya?
Artinya, data tersebut disimpan di perangkat yang berbeda-beda. Namun, lokasi penyimpanannya masih sama. Sehingga mereka bisa dihubungkan melalui jaringan.
Sistem database yang satu ini cukup unik. Selain itu, distributed database juga menguntungkan pengguna. Anda bisa mengakses data yang berbeda dari komputer yang berbeda pula. Hal ini dikatakan dapat meningkatkan kinerja dari penggunanya itu sendiri.
Apa saja contoh Distributed Database?
Contoh Distributed Database didominasi oleh Apache. Contohnya seperti Apache HBase, Apache Cassandra, dan Apache Ignite.
5. Database Warehouse
Apakah warehouse di sini berarti ‘gudang’?
Betul. Database Warehouse bisa kita anggap seperti gudang. Hal ini karena sistemnya menyimpan data dari sumber yang berbeda-beda. Biasanya, Database Warehouse digunakan untuk pelaporan dan analisis data. Maka dari itu, dianggap sebagai komponen inti dari business intelligence.
Proses ini dimulai dari data yang tersimpan di warehouse diunggah dari sistem operasi. Data bisa melewati penyimpanan operasional dan memungkinkan untuk pembersihan data. Proses tersebut menjadi operasi tambahannya dan dapat memastikan kualitas data sebelum digunakan di warehouse sebagai pelaporannya.
Contoh dari Database Warehouse adalah Microsoft SQL Server.
A. Microsoft SQL Server
Merupakan sistem basis data buatan Microsoft. Sistem ini adalah produk dari perangkat lunak yang bertujuan untuk mengambil dan menyimpan data sesuai dengan permintaan dari aplikasi.
Microsoft SQL telah dipasarkan oleh Microsoft sebanyak 12 edisi berbeda pada sistemnya. Hal ini dikarenakan agar pengguna dapat memilih dan dapat disesuaikan kebutuhan yang berbeda.